Aliran-aliran Dalam Ilmu Kalam – Part 02

Dipublikasikan Tanggal :

  • Bagikan :
Artikel ini merupakan lanjutan dari artikel dibawah :
aliran-aliran dalam ilmu kalam
Peta Konsep : Aliran-aliran dalam ilmu kalam

Aliran Syi’ah

Istilah Syi’ah berasal dari kata Bahasa Arab Syī`ah. Syi’ah menurut etimologi bahasa Arab bermakna: pembela dan pengikut seseorang. Selain itu juga bermakna: kaum yang berkumpul di atas suatu perkara. Syi’ah adalah bentuk pendek dari kalimat bersejarah Syi`ah `Ali artinya “pengikut Ali”.

Muslim Syi’ah percaya bahwa Keluarga Muhammad (yaitu para Imam Syi’ah) adalah sumber pengetahuan terbaik tentang Qur’an dan Islam, guru terbaik tentang Islam setelah Nabi SAW dan pembawa serta penjaga tepercaya dari tradisi Sunnah.

Muslim Syi’ah berpendapat bahwa Ali bin Abi Thalib (sepupu, menantu Muhammad dan kepala keluarga Ahlul Bait), adalah penerus kekhalifahan setelah Nabi Muhammad.Muslim Syi’ah percaya bahwa Ali dipilih melalui perintah langsung oleh Nabi Muhammad, dan perintah Nabi berarti wahyu dari Allah.

Perbedaan antara pengikut Ahlul Bait dan Abu Bakar menjadikan perbedaan pandangan yang tajam antara Syi’ah dan Sunni dalam penafsiran Al Qur’an , Hadits, mengenai Sahabat, dan hal-hal lainnya. Sebagai contoh perawi Hadits dari Muslim Syi’ah berpusat pada perawi dari Ahlul Bait, sementara yang lainnya seperti Abu Hurairah tidak dipergunakan.

Menurut Abu Zahrah Aliran Syi’ah mulai muncul pada akhir dari masa jabatan Usman bin Affan kemudian tumbuh dan berkembang pada masa pemerintahan Ali bin Abi Thalib. Sedangkan menurut Mongomary Watt Aliran Syi’ah mulai muncul ketika berlangsung peperangan antara Ali bin Abi Thalib dan Mu’awiyah bin Abi Sofyan yang dikenal dengan Perang Siffin.

Dalam peperangan ini, sebagai respon atas penerimaan ali terhadap (tafkim) arbitrase yang diatwarkan Mu’awiyah, pasukan Ali bin Abi Thalib terpecah menjadi dua, satu kelompok mendukung sikap Ali bin Abi Thalib yang kemudian dikenal dengan istilah Syi’ah dan kelompok lain menolak sikap Ali bin Abi Thalib yang kemudian dikenal dengan istilah Khawarij.

Diantara tokoh Aliran Syiah adalah Abu Dzar al Ghiffari, Miqad bin Al aswad, Ammar bin Yasir dan sejumlah ulama yang menyatakan diri sebagai keluarga Nabi SAW (Ahlul Bait)

Doktrin

Tauhid, bahwa Allah SWT adalah Maha Esa.
Al ‘Adl, bahwa Allah SWT adalah Maha Adil.
An Nubuwwah, bahwa kepercayaan Syi’ah meyakini keberadaan para nabi sebagai pembawa berita dari Tuhan kepada umat manusia.

  • Jumlah nabi dan rasul Allah ada 124.000.
  • Nabi dan rasul terakhir ialah Nabi Muhammad SAW.
  • Nabi Muhammad SAW suci dari segala aib dan tiada cacat apa pun. Ialah nabi paling utama dari seluruh Nabi yang ada.
  • Ahlul Baitnya, yaitu Ali, Fatimah, Hasan, Husain dan 9 Imam dari keturunan Husain adalah manusia-manusia suci.
  • Al Qur’an ialah mukjizat kekal Nabi Muhammad SAW.

Al Imamah, bahwa Syiah meyakini adanya imam-imam yang senantiasa memimpin umat sebagai penerus risalah kenabian.
Al Ma’ad, bahwa akan terjadinya hari kebangkitan.

Sekte

Syi’ah terpecah menjadi 22 sekte. Dari 22 sekte itu, hanya tiga sekte yang masih ada sampai sekarang, yakni:

a. Dua Belas Imam

Disebut juga Imamiah atau Itsna ‘Asyariah (12 Imam). dinamakan demikian sebab mereka percaya yang berhak memimpin muslimin hanya imam, dan mereka yakin ada dua belas imam.

Aliran ini adalah yang terbesar di dalam Syiah. Urutan imam mereka yaitu:

1) Ali bin Abi Thalib (600-661), juga dikenal dengan Amirul Mukminin
2) Hasan bin Ali (625-669), juga dikenal dengan Hasan al-Mujtaba
3) Husain bin Ali (626-680), juga dikenal dengan Husain asy-Syahid
4) Ali bin Husain (658-713), juga dikenal dengan Ali Zainal Abidin
5) Muhammad bin Ali (676-743), juga dikenal dengan Muhammad al-Baqir
6) Jafar bin Muhammad (703-765), juga dikenal dengan Ja’far ash-Shadiq
7) Musa bin Ja’far (745-799), juga dikenal dengan Musa al-Kadzim
8) Ali bin Musa (765-818), juga dikenal dengan Ali ar-Ridha
9) Muhammad bin Ali (810-835), juga dikenal dengan Muhammad al-Jawad atau Muhammad at Taqi
10) Ali bin Muhammad (827-868), juga dikenal dengan Ali al-Hadi
11) Hasan bin Ali (846-874), juga dikenal dengan Hasan al-Asykari
12) Muhammad bin Hasan (868-), juga dikenal dengan Muhammad al-Mahdi

Baca Juga :   Pengertian Reaksi Kimia: Rumus, Ciri, Contoh Soal
b. Ismailiyah

Disebut juga 7 Imam. Dinamakan demikian sebab mereka percaya bahwa imam hanya 7 orang dari ‘Ali bin Abi Thalib, dan mereka percaya bahwa imam ketujuh ialah Isma’il. Urutan imam mereka yaitu:

1) Ali bin Abi Thalib (600-661), juga dikenal dengan Amirul Mukminin
2) Hasan bin Ali (625-669), juga dikenal dengan Hasan al-Mujtaba
3) Husain bin Ali (626-680), juga dikenal dengan Husain asy-Syahid
4) Ali bin Husain (658-713), juga dikenal dengan Ali Zainal Abidin
5) Muhammad bin Ali (676-743), juga dikenal dengan Muhammad al-Baqir
6) Ja’far bin Muhammad bin Ali (703–765), juga dikenal dengan Ja’far ash-Shadiq
7) Ismail bin Ja’far (721 – 755), adalah anak pertama Ja’far ash-Shadiq dan kakak Musa al-Kadzim.

c. Zaidiyah

Disebut 5 Imam. Mereka merupakan pengikut Zaid bin ‘Ali bin Husain bin ‘Ali bin Abi Thalib. Urutan imam mereka yaitu:

1) Ali bin Abi Thalib (600–661), juga dikenal dengan Amirul Mukminin
2) Hasan bin Ali (625–669), juga dikenal dengan Hasan al-Mujtaba
3) Husain bin Ali (626–680), juga dikenal dengan Husain asy-Syahid
4) Ali bin Husain (658–713), juga dikenal dengan Ali Zainal Abidin
5) Zaid bin Ali (658–740), juga dikenal dengan Zaid bin Ali asy-Syahid, adalah anak Ali bin Husain dan saudara tiri Muhammad al-Baq

[tie_index]Aliran Jabariyah[/tie_index]

Aliran Jabariyah

Secara bahasa jabariyah (fatalism) berasal dari kata jabara yang mengandung arti memaksa dan mengharuskannya melakukan sesuatu.

Menurut Harun Nasution jabariyah adalah paham yang menyebutkan bahwa segala perbuatan manusia telah ditentukan dari semula oleh Qadha dan Qadar Allah.

Maksudnya, setiap perbuatan yang dikerjakan manusia tidak berdasarkan kehendak manusia, tapi diciptakan oleh Tuhan dan dengan kehendak-Nya, manusia tidak mempunyai kebebasan dalam berbuat, manusia mengerjakan perbuatan dalam keadaan terpaksa (majbur).

Sejarawan Abu Zahra menuturkan bahwa paham ini muncul sejak zaman sahabat dan masa Bani Umayyah. Ketika itu para ulama membicarakan tentang masalah Qadar dan kekuasaan manusia ketika berhadapan dengan kekuasaan mutlak Tuhan.

Tokoh yang mendirikan aliran ini adalah Jahm bin Safwan, Al-Ja’ad Bin Dirham, Husain Bin Muhammad Al Najjar, Dirar Ibn ‘Amr.

Dasar pemahaman pada aliran jabariyah ini dijelaskan Al Qur’an diantaranya : QS. al Shaffat [37]: 96 dan QS. al Insan[76]: 30

وَٱللَّهُ خَلَقَكُمۡ وَمَا تَعۡمَلُونَ ٩٦

“Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu”.

وَمَا تَشَآءُونَ إِلَّآ أَن يَشَآءَ ٱللَّهُۚ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَلِيمًا حَكِيمٗا ٣٠

“Dan kamu tidak mampu (menempuh jalan itu), kecuali bila dikehendaki Allah”.

Disamping itu, fakta sejarah menyatakan bahwa:

1) Suatu ketika Nabi menjumpai sabahatnya yang sedang bertengkar dalam masalah Takdir Tuhan, Nabi melarang mereka untuk memperdebatkan persoalan tersebut, agar terhindar dari kekeliruan penafsiran tentang ayat-ayat Tuhan mengenai takdir.

2) Khalifah Umar bin al-Khaththab pernah menangkap seorang pencuri. Ketika ditntrogasi, pencuri itu berkata “Tuhan telah menentukan aku mencuri”. Mendengar itu Umar kemudian marah sekali dan menganggap orang itu telah berdusta. Oleh karena itu Umar memberikan dua jenis hukuman kepada orang itu, yaitu: hukuman potongan tangan karena mencuri dan hukuman dera karena menggunakan dalil takdir Tuhan.

3) Ketika Khalifah Ali bin Abu Thalib ditanya tentang qadar Tuhan dalam kaitannya dengan siksa dan pahala. Orang tua itu bertanya,”apabila perjalanan (menuju perang siffin) itu terjadi dengan qadha dan qadar Tuhan, tidak ada pahala sebagai balasannya”. Kemudian Ali menjelaskannya bahwa Qadha dan Qadha Tuhan bukanlah sebuah paksaan. Pahala dan siksa akan didapat berdasarkan atas amal perbuatan manusia. Kalau itu sebuah paksaan, maka tidak ada pahala dan siksa, gugur pula janji dan ancaman Allah, dan tidak pujian bagi orang yang baik dan tidak ada celaan bagi orang berbuat dosa.

Baca Juga :   Past Continuous Tense: Pengertian, Rumus, Contoh Kalimat & Soal

Doktrin

Aliran Ekstrim.

Aliran ini dikenal juga dengan nama Jahmiyyah karena mendasarkan pemikiran kepada tokoh utamanya yakni, Jahm bin Shofwan. Doktrin ajaran Jabariyah yang ekstrim mengatakan bahwa manusia lemah, tidak berdaya, terikat dengan kekuasaan dan kehendak Tuhan, tidak mempunyai kehendak dan kemauan bebas sebagaimana dimilki oleh paham Qadariyah.

Seluruh tindakan dan perbuatan manusia tidak boleh lepas dari scenario dan kehendak Allah. Segala akibat, baik dan buruk yang diterima oleh manusia dalam perjalanan hidupnya adalah merupakan ketentuan Allah.

Diantara ajaran kelompok ini adalah:

a) Manusia tidak mampu untuk berbuat apa-apa. Ia tidak mempunyai daya, tidak mempunyai kehendak sendiri, dan tidak mempunyai pilihan.
b) Surga dan neraka tidak kekal, dan yang kekal hanya Allah.
c) Kalam Tuhan adalah makhluk. Allah tidak mempunyai keserupaan dengan manusia seperti berbicara, mendengar, dan melihat, dan Tuhan juga tidak dapat dilihat dengan indera mata di akherat kelak.

b. Aliran Moderat

Tokoh yang berpaham seperti ini adalah Husain bin Muhammad An Najjar. Ia menjadi pelopor aliran moderat yang menyatakan bahwa Tuhan menciptakan segala perbuatan manusia, tetapi manusia mengambil bagian atau peran dalam mewujudkan perbuatan-perbuatan itu. Menurut aliran Jabariyah moderat, Tuhan tidak dapat dilihat di akherat.

[tie_index]Aliran Qadariyah[/tie_index]

Aliran Qadariyah

Pengertian Qadariyah secara etomologi, berasal dari bahasa Arab, yaitu qadara yang bemakna kemampuan dan kekuatan.

Adapun secara terminologi adalah suatu aliran yang percaya bahwa segala tindakan manusia tidak diintervensi oleh Allah. Aliran ini lebih menekankan atas kebebasan dan kekuatan manusia dalam mewujudkan perbutan-perbutannya.

Aliran Qadariyah berpendapat bahwa tiap-tiap orang adalah pencipta bagi segala perbuatannya, ia dapat berbuat sesuatu atau meninggalkannya atas kehendaknya sendiri.

Menurut Ahmad Amin, orang-orang yang berpaham Qadariyah adalah mereka yang mengatakan bahwa manusia memiliki kebebasan berkehendak dan memiliki kemampuan dalam melakukan perbuatan. Manusia mampu melakukan perbuatan, mencakup semua perbuatan, yakni baik dan buruk.

Menurut Ahmad Amin, ada sebagian pakar teologi yang mengatakan bahwa Qadariyah pertama kali dimunculkan oleh Ma’bad al Jauhani dan Ghilan ad Dimasyqi sekitar tahun 70 H/ 689M.

Ditinjau dari segi politik kehadiran mazhab Qadariyah sebagai isyarat menentang politik Bani Umayyah, karena itu kehadiran Qadariyah dalam wilayah kekuasaanya selalu mendapat tekanan, bahkan pada zaman Abdul Malik bin Marwan pengaruh Qadariyah dapat dikatakan lenyap tapi hanya untuk sementara saja, sebab dalam perkembangan selanjutnya ajaran Qadariyah itu tertampung dalam aliran Muktazilah.

Doktrin

Menurut Dr. Ahmad Amin dalam kitabnya Fajrul Islam, menyebut pokok-pokok ajaran qadariyah sebagai berikut :

  1. Orang yang berdosa besar itu bukanlah kafir, dan bukanlahmukmin, tapi fasik dan orang fasikk itu masuk neraka secara kekal.
  2. Allah SWT. Tidak menciptakan amal perbuatan manusia, melainkan manusia lah yang menciptakannyadan karena itulah maka manusia akan menerima pembalasan baik (surga) atas segala amal baiknya, dan menerima balasan buruk (siksa Neraka) atas segala amal perbuatannya yang salah dan dosakarena itu pula, maka Allah berhak disebut adil.
  3. Kaum Qadariyah mengatakan bahwa Allah itu maha esa atau satu dalam ati bahwa Allah tidak memiliki sifat-sifat azali, seprti ilmu, Kudrat, hayat, mendengar dan melihat yang bukan dengan zat nya sendiri. Menurut mereka Allah SWT, itu mengetahui, berkuasa, hidup, mendengar, dan meilahat dengan zatnya sendiri.
  4. Kaum Qadariyah berpendapat bahwa akal manusia mampu mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk, walaupun Allah tidak menurunkan agama. Sebab, katanya segala sesuatu ada yang memiliki sifat yang menyebabkan baik atau buruk.
  • Bagikan :
e-Baca

e-baca.com, eksplorasi dunia dengan membaca. merupakan situs informasi pendidikan, tutorial serta download file buku, dan bacaan bermanfaat untuk pembelajaran dan umum.

Tinggalkan komentar